Kandi Larasati Tambunan
15514765
2PA07
KESEHATAN MENTAL
PENDAHULUAN
manusia
adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun. Juga dengan
sesamanya. sifat manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas
dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang
dirinya sendiri dan sesamanya. Individu
digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan
sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas,
seperti suatu alat pengukur panas. Psikoanalisis telah memperlihatkan kepada
kita sisi sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada
tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti
ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan
kepribadian yang sehat-yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling
baik. Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi
kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak
daripada yang ada. Bagi para
ahli psikologi pertumbuhan, manusia jauh lebih banyak daripada itu. Meskipun
kebanyakan ahli psikologi pertumbuhan tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus
dari luar, instink-instink dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi
kepribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tak
dapat berubah dari ketakutan-ketakutan ini.
TEORI
1. Kepribadian
sehat berdasarkan Psikonalisa
Psikoanalisis
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri
dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada
tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan
dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis”
Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang
dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan
istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran
mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang
menciptakan nama “psikologi analitis” (en: Analitycal psychology) dan
“psikologi individual” (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing.
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan: suatu metoda penelitian dari pikiran;
suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan suatu metoda
perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Menurut
Freud, dalam teori psikonalisa, kepribadian terdiri dari tiga unsur yaitu id,,
ego, dan super ego
a.
Id
Id/das
es adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat
naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang
bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh
sistem-sistem terebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya. Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, id bertujuan untuk
menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan.
Untuk keperluan mencapai maksud dan tujuannya itu,
id mempunyai perlengkapan berupa dua macam proses, proses yang pertama adalah
tindakan-tindakan refleks, yaitu suatu bentuk tingkah laku atau tindakan yang
mekanisme kerjanya otomatis dan segera, serta adanya pada individu merupakan
bawaan.
b. Ego
Ego
adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia
objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan.
Menurut Freud, ego tebentuk pada struktur
kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun proses yang
dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi
tegangan oleh individu. Ego dalam menjalankan fungsinya sebagai perantara dari
tuntutan-tuntutan naluriah organisme di satu pihak dengan keadaan lingkungan
dipihak lain. Jadi, fungsi yang paling dasar ego adalah sebagai pemelihara
kelangsungan hidup individu.
c. Superego
Superego/das
Uberich adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan
yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk).
2.
Kepribadian
sehat berdasarkan behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S – R
(stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek
psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang
perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori
Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958).
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
-
Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan
sebagai elemen dari perilakU
-
Menekankan pada
perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme
menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan
-
Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak
ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat
belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang
dilakukan binatang.
Jadi menurut Behaviorisme manusia
dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar.
Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang
sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut
behavioristik:
a.
Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti
orang lain dan lingkungannya
b.
Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi
oleh pengalaman
c.
Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena
manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
d.
Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan
menggunakan metode yang obyektif
3. kepribadian sehat berdasarkan humanistik
Aliran ini berkembang pada tahun 1950.
Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran
psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi
yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk
kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri
bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
AJARAN-AJARAN DASAR PSIKOLOGI
HUMANISTIK
1.
Individu sebagai keseluruhan yang integral
Salah
satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa
manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas
dan terorganisasi.
2.
Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan
Para
psikologi humanistic mengingatkan tentang adanya perbedaan antara manusia
dengan hewan. Maslow menegaskan bahwa penyelidikan manusia dengan hewan tidak
relevan bagi upaya memahami tingkah laku manusia karena mengabaikan ciri-ciri
yang khas pada manusia.
3.
Pembawaan baik manusia
Psikologi
humanistik memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik.
Kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari
lingkungan yang buruk, bukan merupakan bawaan.
4.
Potensi kreatif manusia
Salah
satu prinsip dari psikologi humanistic adalah bahwa potesnsi kreatif merupakan
potensi umum yang ada pada manusia. Maslow juga menemukan bahwa kebanyakan
orang yang kehilangan kreativitasnya menjadikan mereka ”tak berbudaya”
5.
Penekanan pada kesehatan psikologis
Psikologi
humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hidup
manusia. Suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori lain yang berlandaskan
studi atas individu yang mengalami gangguan.
4.
Pendapat
tentang Allport
Menurut Allport, individu-individu yang sehat
dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik
masa kanak-kanak. Dimana orang-orang yang neurotis terikat dan terjalin erat
pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda dengan orang-orang yang
sehat yang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah
ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang
akan datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa
kanak-kanak. Orang yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan
motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan
energi-energinya. Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu harus
menemukan minat-minat dan impian-impian baru. Energi tersebut harus diarahkan
pada setiap tahap agar mencapai suatu kepribadian yang sehat. Dorongan yang
bersifat konstruktif adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara
psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan,dan
impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud,
dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir;
apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk.
Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.
Menurut Allport, jika seseorang memiliki proprium yang
berkembang dengan baik dan memiliki disposisi yang adaptif (keunikan
individu dengan individu lainnya), berarti ia telah mencapai tahap kedewasaan psikologis (orang
yang kesehatan mentalnya terjaga). Tujuh tanda seseorang yang memiliki
kedewasaan psikologis:
5.
memfokuskan perhatian pada
masalah dan mengembangkan kemampuan untuk memecahkannya
6.
mampu meliht diri sendiri
secara objektif yaitu
menilai perilaku sendiri dan mampu "menertawakan diri sendiri"
5. Pendapat
Rogers
Perkembangan Kepribadian “Self”
Self atau self concept adalah
konsep menyeluruh yang terorganisir mengenai pengalaman yang berhubungan dengan
aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Self concept menggambarkan
konsep orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi
bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan
dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal. Konsep pokok dari teori
kepribadian Rogers adalah self, sehingga
dapat dikatakan selfmerupakan struktur kepribadian yang sebenarnya.
Carl Rogers mendeskripsikan the self atau
self-structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukan
bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu :
- Real Self adalah keadaan diri individu saat ini.
- Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin
dilihat oleh individu itu sendiri atau apa
yang ingin dicapai oleh individu
tersebut.
Perhatian Rogers yang utama adalah
bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih kongruen/ sebidang. Artinya ada
saat dimana self berada pada keadaan inkongruen, kongruensi self
ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental, self yang
kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara interpretasi dan persepsi
“self I” dan “self me” sesuai dengan realitas dan interpretasi self yang
lain. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakin lebar ketidaksebidangan ini.
Semakin besar ketidaksebidangan, maka semakin besar pula penderitaan yang
dirasakan dan jika tidak mampu maka akan terjadi ingkongruensi atau
mal-adjustment atau neurosis. Misalkan anda memiliki ideal selfsebagai orang yang memiliki bentuk tubuh
ideal serta memiliki prestasi yang tinggi dibanding teman –teman anda, tetapi
nyatanya real self anda adalah orang yang tidak memiliki
bentuk tubuh yang ideal serta prestasi anda adalah rata-rata dengan teman-teman
anda maka akan ada kesenjangan antara real self dan ideal self yang dapat menimbulkan kecemasan. Bila
seseorang, antara “self concept”nya dengan organisme
mengalami keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila
sebaliknya maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang
mengalami sakit mental, seperti merasa terancam, cemas, defensive dan berpikir
kaku serta picik. Sedangkan ciri-ciri orang yang mengalami sehat secara
psikologis (kongruen), dalam Syamsu dan Juntika (2010:145) disebutkan sebagai
berikut :
1. Seseorang mampu mempersepsi dirinya, orang lain dan
berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya secara objektif
2. Terbuka terhadap semua pengalaman, karena tidak
mengancam konsep dirinya
3. Mampu menggunakan semua pengalaman
4. Mampu mengembangkan diri ke arah aktualisasi diri (fully functioning person). Bagian dari medan fenomenal
yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian
sadar atas diri sendiri.
6.
Pendapat Maslow
Abraham Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah Individu yang
dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah individu yang
dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang, yang artinya
mengaktualisasikan diri secara optimal. Mereka dapat kebutuhan untuk memenuhi
potensi-potensi yang mereka miliki dan mengetahui dan memahami dunia sekitar
mereka. Syarat untuk dapat mengaktualisasikan diri sepenuhnya adalah memenuhi
hierarki kebutuhan yang dibawah:
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan
biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh
relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak
diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian
seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan
fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan
keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka
kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur
sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa
tidak aman dan perlu aman.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk
keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk
cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang
mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan
kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas
pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini
melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan
dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat
tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini
terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia.
Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak
berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas
terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri
diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk
menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang
musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.”
Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang
itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang
lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat
mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu
jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
7.
Pendapat Fromm
Erich Fromm lahir
di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900.Terakhir, Fromm tinggal di
Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Berikut ini
kita akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm. Fromm mengemukakan
lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan:
1. Need For Relatedness
Manusia yang menyadari hilangnya
ikatan utama dengan alam dan ikatan satu sama lain menjadikan manusia menemukan
keserasian baru yang lebih manusiawi sebagai ganti pramanusiawi yang sudah
hilang dan tidak bisa diperoleh kembali. Sebagai akibatnya, manusia harus
mencari ikatan-ikatan baru dengan orang lain dan menemukan suatu perasaan
hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan
alam. Menurut Fromm, pemuasan kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain
sangat penting untuk kesehatan psikologis.
2. Need for Identity
Manusia sebagai individu yang unik
membutuhkan perasaan identitas. Masing –masing individu memiliki tingkat
kesadaran diri dan pengetahuan tentang kemampuannya. Cara yang sehat untuk
memuaskan kebutuhan identitas yaitu dengan individualitas, suatu proses di mana
seseorang mencapai perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang yang perasaan
individualitasnya berkembang dengan baik akan dapat mengontrol kehidupannya
sendiri.
3. Need for Trancendence
Menjadi pencipta (transcendency):
Karena individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian
mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnya meras
tak berdaya. Orang ingin mengatasi perasaan takut dan ketidakpastian menghadapi
kemarahan dan ketakmenentuan semesta. Orang membutuhkan peningkatan diri,
berjuang untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan
bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta. Seperti menjadi
keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu) atau negatif
(menghancurkan sesuatu).
4. Need for
Rootedness
Menurut Fromm, cara yang yang
positif adalah dengan membangun perasaaan persaudaraan dengan sesama umat
manusia, yaitu dalam masyarakat.
5. frame of Orientation and Devotion
Pencarian perasaan diri yang unik
adalah suatu pencarian atau konteks di mana seseorang menginterpretasikan semua
gejala dunia. Dasar ideal krangka orientasi adalah pikiran, yaitu sarana yang
digunakan seseorang untuk mengembangkan gambaran realistis dan objektif tentang
dunia.
Struktur Kepribadian Menurut Erich Fromm
Fromm menyebut kepribadian yang sehat
adalah yang berorientasi produktif dan yang tidak sehat adalah yang
berorientasi non produktif.
-
Orientasi
Produktif
Tipe karakter yang mengutamakan
kehidupan.Dalam pandangan Fromm, orang tipe ini mencintai kehidupan dan ingin
membentuk atau mempengaruhi orang lain dengan cinta,dengan akal dan contoh.
Aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan orientasi produktif menurut fromm:
·
Cinta
yang produktif : suatu
hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana patner-patner dapat
mempertahankan individualitas mereka. Mencintai berarti bersungguh-sungguh
memperhatikan kesejahteraan mereka, serta membantu pertumbuhan dan perkembangan
mereka. Cinta yang produktif merupakan suatu kegiatan bukan suatu nafsu, tidak
terbatas pada cinta erotis, tetapi mungkin cinta persaudaraan atau cinta
keibuan.
·
Pikiran
yang produktif : meliputi
kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas. Pikiran yang produktif berfokus pada
seluruh gejala dengan mempelajarinya, bukan pada kepingan-kepingan dan
potongan-potongan gejala yang terpisah. Menurut fromm semua penemuan dan
wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif dimana para pemikir didorong
oleh ketelitian, respek dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh
permasalahan yang ada.
·
Kebahagiaan : suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang
berkenaan dengan orientasi produktif.kebahagiaan bukan semata-mata suatu
perasaan atau keadaan yang menyenangkan, melainkan juga suatu kondisi yang
meningkatkat seluruh organism menghasilkan perubahan gaya hidup, kesehatan
fisik, dan pemenuhan potensi seseorang.
·
Suara
Hati : sendi yang penting dalam
menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Fromm membedakan suara hati
dalam dua tipe, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
-
Orientasi non-Produktif
Fromm meembagi orientasi non
produktif ke dalam lima tipe karakter manusia, yaitu:
·
Tipe
Karakter Menerima(Receptive Character Type) dalam pandangan fromm,tipe karakter menerima adalah orang yang percaya
sumber segala kepuasan terletak diluar diri mereka sendiri.Kebayakan karakter demikian
periang dan bersahabat.
·
Tipe
Karakter Eksploitatif(Exploitative Character type) Fromm percaya bahwa individu dengan tipe eksploitatif
melakukan relasi yang tidak produktif terhadap sesame. Akibatnya, mereka
mengeksploitasi orang lain untuk mencapai tujuannya.
·
Tipe
karakter Penimbun(Hoarding Character Type) Tipe karakter ini memiliki kepercayaan kecil akan kebaikan di dunia luar.
·
Tipe
Karakter Nekrophilia (Necrophilious Character Type) Mereka adalah tipe orang yang tertarik dan
berpenampilan pada segala bentuk kematian. Mereka senang berbicara soal
penyiksaan, kematian dan penguburan. Lebih jauh mereka sangat terikat dengan
kekuatan dan kekuasaan.
·
Tipe
Karakter Pasar (Marketing Character Type) Fromm mengatakan bahwa orientasi ini hanya berkembang pada masyarakat
industri.
ANALISIS
Lala
merupakan salah satu siswa yang baru saja beranjak dari SMA menuju PERKULIAHAN.
Ia masuk ke kampus ternama di Depok, yaitu UNIVERSITAS GUNADARMA. Padahal ia
berasal dari keluarga yang tergolong menengah ke bawah. Awalnya orang tua Lala
tidak memperbolehkannya masuk ke universitas tersebut karena takut tidak mampu
untuk membayar hingga lulus nanti. Namun, Lala terus memaksa sehingga orang
tuanya mengizinkan.
Setelah beberapa
lama berada di universitas itu, ia
merasa mendapat deskriminasi dari teman-temannya. Ia diejek karena berasal dari
keluarga yang tidak mampu. Bahkan, teman-temannya senang sekali menjahili Lala.
Sedikit demi sedikit, Lala mulai merasa dikucilkan. Awalnya, ia tidak
terpengaruh dan tetap berprilaku biasa. Namun, lama-kelamaan ia mulai merasa
muak dengan keadaan yang ada. Perilaku teman-temannya mulai membuat April tidak
fokus, dan prestasi belajarnya mulai menurun. Ini membuat Lala selalu stress
dan merubah dirinya menjadi siswa yang amat nakal. Di kelas Lala selalu duduk
paling belakang, suka membuat gaduh, tidak memperhatikan materi yang
disampaikan guru, bermain-main HP, dan terkadang sampai tertidur. Di rumah pun
ia berperilaku yang sama. Dia tidak menghiraukan nasehat orang tuannya yang
menyuruhnya belajar. Dia suka keluyuran tidak jelas. Lala menjadi malas
belajar, tidak pernah mengerjakan tugas. Suatu saat dosen memberikan kuis
mendadak, ia mengerjakan sebisanya dan akhirnya mendapat nilai yang paling
bawah. Saat dosen tersebut bertanya mengenai materi minggu lalu, ia tidak
pernah bisa menjawab. Mengetahui hal itu, Lala tetap tenang dan sama sekali
tidak merubah kebiasaannya. Kurangnya ketegasan, bimbingan, motivasi, dan
perhatian seorang dosen dan orang tua dalam menyikapi anak didiknya yang
bermasalah bisa menjadikan siswa menjadi nakal dan kurang bisa menghargai dosen
saat KBM berlangsung.
Menurut
saya pemecahan studi kasus yang dialami siswa yang bernama Lala ini cocok
menggunakan Teori Behavioristik, yaitu sebuah teori yang segala sesuatunya
dibiasakan sehingga menjadi suatu kebiasaan. Jika saya menjadi dosen Lala, maka
saya akan mendekati dia (memberikan perhatian khusus), tetapi hal itu tidak
diperlihatkan kepada mahasiswa yang lain. Menegur mahasiswa-mahasiswa yang suka
mengejek, dan suka mengucilkan. Memberikan bimbingan melalui diskusi-diskusi
kecil di dalam kelas, mencoba untuk mengungkapkan pendapat satu sama lain,
menukar informasi dengan anggota kelompoknya. Selain itu, diawal dan akhir
pertemuan selalu diadakan pengulangan materi yang berupa pertanyaan-pertanyaan
atau kuis kepada masing-masing mahasiswa, sehingga materi yang disampaikan pada
saat itu maupun minggu lalu benar-benar bisa diterima dan tidak hanya pada shot
term memory, tetapi juga sampai pada long term memory. Jika mahasiswa tidak
bisa menjawab, maka akan ada hukuman berupa berdiri di depan kelas, menyanyi,
bahkan diberikan tugas khusus. Bersedia atau tidak, peserta didik akan belajar
agar tidak mendapat hukuman. Tanpa disuruh belajarpun, mereka akan tetap
belajar karena takut dihukum. Inilah teori behavioristik bahwa segala sesuatu
harus dipaksakan. Pihak keluarga khususnya orang tua lebih memperhatikan
anaknya, seorang anak dipaksakan untuk belajar. Jika tidak bersedia, maka uang
jajan akan dikurangi. Dengan demikian, adanya paksaan-paksaan akan menjadikan
suatu kebiasaan pada diri mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata Sumadi, Psikologi
Kepribadian. PT Raja Grafindo, Jakarta, 2005
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat
kuliah psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma.
Basuki,
Heru. 2008. Psikologi Umum.
Jakarta : Universitas Gunadarma
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian.
Malang : UMM Press